Senin, 01 Juni 2015

Batalyon Infanteri 10 Marinir Satia Bhumi Yudha, Pulau Setokok

Penguatan pertahanan di wilayah perbatasan kembali ditingkatkan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan pembentukan dua markas tempur terbaru, yakni Batalion Infanteri (Yonif) 10 Marinir/Satia Bhumi Yudha di Pulau Setokok, Batam, Kepulauan Riau dan Skuadron Udara 16/ Vijayakantaka Abhyasti Virayate di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekan Baru, Riau. Peresmian Batalion Infanteri dan Skuadron Udara tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti di Akademi Militer, Magelang, Jumat (17/10/2014). Pembentukan dua kekuatan baru ini sebagai respon atas perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan multidimensional, khususnya dalam mengamankan wilayah perbatasan. Presiden mengaku menyambut baik hadirnya kekuatan baru TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara tersebut. Menurut dia, di era modern, kekuatan angkatan udara harus semakin tanggung dan modern untuk bisa menjaga wilayah udara nasional. Sedangkan, keberadaan Batalion Infanteri Marinir ini akan memperkuat pengamanan wilayah perbatasan, terutama di Kepulauan Riau. Skuadron Udara 16 di Pekanbaru, saat ini juga sudah siap untuk menjadi markas pesawat tempur F-16 C/D 52ID asal Amerika Serikat. Beberapa persiapan terus dilakukan sehingga skuadron ini sempurna sebagai home base pesawat tersebut. Adapun untuk pesawatnya sendiri, sekarang ini sudah ada lima unit dari 24 unit yang dipesan. Sementara itu, menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Batalion Infanteri 10 Marinir ini dibangun TNI AL sebagai salah satu upaya meningkatkan keamanan d kawasan terdepan Indonesia yang berbatasan dengan negara-negara kawasan ASEAN. Pembangunan ini merupakan program prioritas TNI AL sebagai tindak lanjut atas perintah Presiden SBY untuk membangun dan membentuk Satuan Marinir baru di Kepulauan Riau. Peletakan batu pertama pembangunan markas batalion tersebut telah dilakukan 5 Juni 2013 silam. Batalion Infanteri 10 Marinir yang menempati lokasi seluas 37 hektare ini merupakan salah satu lokasi strategis untuk pertahanan keamanan di wilayah perbatasan. “Karakteristik wilayah Kepulauan Riau pada umumnya terdiri dari banyak pulau dan berbatasan dengan beberapa negara tetangga, sehingga sangat strategis untuk dibangun satuan markas pengamanan untuk pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya dalam siaran pers kepada Sindonews, Jumat (17/10/2014). Fasilitas yang dibangun pada markas meliputi pembangunan gedung batalyon, gedung kompi markas, gedung kompi senapan, gudang senjata, rumah dinas, mess perwira, garasi angkutan, dermaga, lapangan tembak, dan helipad. Batalion Infanteri 10 Marinir di Pulau Setokok ini diperkuat dengan satuan-satuan kecil dengan keahlian khusus atau pasukan khusus. source: http://nasional.sindonews.com/read/912620/14/sby-resmikan-markas-f-16-terbaru-dan-yonif-10-marinir-1413553307 Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio menyatakan Markas Batalyon Infanteri 10 Marinir di Pulau Setokok, Kota Batam, Kepulauan Riau, akan beroperasi dalam waktu dekat. Menurutnya, saat ini TNI AL sudah menempatkan satu kompi dari 700 prajurit Infanteri Marinir yang akan bermarkas di sana. "Batalyon sudah mulai kita isi, sekarang sudah ada satu kompi, kemudian juga peralatan kita mulai lengkapi," ujarnya usai meresmikan Masjid Al Barkah di dalam areal lahan markas, Kamis (17/7/2014). Kasal menjelaskan, pembangunan Batalyon-10 Marinir di Kota Batam merupakan perintah langsung Presiden Susilo Bambang Ydhoyono untuk membantu aparat terkait dalam pengamanan Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan Singapura. "Sebagaimana kita ketahui, di area Selat Malaka sangat rawan kegiatan-kegiatan apakah itu sea robbery, sea piracy, sehingga perlu dibentuk batalyon khusus yang bisa mengawal terutama keamanan laut di sepanjang pantai yang ada Kepri ini," paparnya. Menurut Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir Letkol (Mar) Suwandi, Batalyon-10 Marinir di Batam dibangun di atas tanah seluas 37 hektare yang secara fisik saat ini sudah selesai 100%. Terdiri dari markas batalyon dan empat markas kompi serta memiliki fasilitas lapangan tembak, 16 rumah dinas, sebuah mess perwira dan dua mes bintara. Selanjutnya, akan dibangun juga hellypad dan lapangan sepakbola serta sarana olahraga lainnya. "Letkol Marinir Kresno Pratowo dipercaya oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A.Fariz Washington sebagai pejabat Komandan Batalyon Yonif-10 Mar yang pertama," katanya dalam pernyataan tertulis. Kasal mengungkapkan, Batalyon Infanteri 10 ini adalah batalyon yang memiliki kemampuan spesifik, yaitu Maritime Integration Operation. Karena itu, lanjut Marsetio, prajurit yang menjadi komandan batalyon di markas itu adalah seorang perwira Marinir yang pernah menjadi Komandan Batalyon di pasukan khusus, apakah Denjaka atau Taifib. Pejabat Komandan Batalyon Yonif-10 Mar, Letkol Marinir Kresno Pratowo sendiri pernah bertugas di satuan elit TNI AL, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka). "Karena dia kemampuannya (Yoni-10 Mar) berbeda dengan batalyon-batalyon infanteri lainnya," kata Kasal. Namun demikian, Laksamana Marsetio tidak mau menyebutkan jadwal pasti peresmian pengoperasian Markas Yonif-10 Mar di Batam tersebut. Dia juga membantah bahwa belum jelasnya jadwal peresmian Markas Yonif-10 Mar di Batam itu akibat isu penolakan Pemerintah Singapura. "Enggak ada, ini kan wilayah kita," ujarnya. Dia hanya mengatakan bahwa peresmian rencananya akan dilakukan oleh presiden tetapi masih menunggu waktu yang tepat. Source : http://batam.bisnis.com/m/read/20140717/7/45046/markas-batalyon-infanteri-10-marinir-di-batam-segera-beroperasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar